Kamis, 17 Maret 2011

MENGARTIKAN KETULUSANMU

Kau dengar gemericik air hujan memecah sunyi semalam?
Merdu lagunya di setiap tetes yang membasahi dedaunan.
Mengalun syahdu, laksana lagu penawar rasa rindu
Bukanlah nyanyian itu yang ingin kuceritakan padamu
Namun kabut putih yang mengiringi setiap tetesannya.
Hingga samar bernaung di kedalaman palung hatimu

Sungguh, andai semua itu layak untukku
Tentulah ingin ku menembus ruangmu
Menyeruak dalam sepimu
Menghalau setiap kabut yang memenuhi ruang kalbumu.

Kau kenapa? Kau bimbang dengan rasamu?
Usah kau paksakan, karena aku tau kau tak mampu mengungkapkan
Atau gundah telah menempati singgasana dalam hatimu?
Ku Tanya padamu? Pernahkan terbesit keraguanku terarah padamu?
Karena hakekatnya hanya hati yang mampu menyibak tirainya

Atau kau sendiri tak yakin dengan ketulusanmu?
Dianya bersih, bagai bening air surgawi yang menyejukkan jiwa yang dahaga.
Kau tau kenapa? Karena sesungguhnya itu terpancar dari tingkah lakumu
Masihkah juga kau tak percaya?

Ku Ingin angin membisikkannya padamu
Jika setiap santun tutur bahasamu, adalah bentuk ketulusan tak bersyaratmu
Indahnya mengalir di setiap kata bijak yang terucap lewat lisanmu
Dan bimbang yang menjadikanmu tak tergesa dalam bertindak,
Semakin meyakinkanku akan tulus tak berprasangka
Pula gundah yang menyelimuti kedalaman jiwamu
Karena ia bagai perisai yang senantiasa menjaga kesucian hati
Pun aku tahu di setiap kehati-hatianmu
Adalah wujud ketulusanmu atas penjagaan diriku

Terakhir ku katakan, aku percaya ketulusanmu.
Walau aku tau kau tak pernah mau tau.
Sungguh, aku mengagumi di setiap kisah tentangmu
Karna ketulusanmu penuh arti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar